Jakarta – Badan POM kembali meluncurkan “Informatorium Obat COVID-19 di Indonesia Edisi 3 (IOCI-3)” pada Rabu, (03/11). Informatorium ini dimaksudkan sebagai living document yang dapat memberikan informasi terkini bagi tenaga kesehatan dalam melakukan perawatan terhadap pasien COVID-19. Penyusunan Informatorium yang diperbarui secara berkala tersebut dilakukan bersama tim ahli dari berbagai disiplin ilmu kesehatan dan kedokteran untuk menghasilkan informasi yang dapat diimplementasikan dalam penatalaksanaan COVID-19.
Kegiatan peluncuran buku ini turut dihadiri oleh Deputi bidang Pengawasan Obat, Narkotika, Psikotropika, Prekursor, dan Zat Adiktif Badan POM, Mayagustina Andarini; Tim Ahli Penyusunan Informatorium Obat COVID-19 di Indonesia Edisi 3, yaitu dr. Rianto Setiabudy, SpFK, Lucky S. Slamet, dan dr. Erlina Burhan SpP(K); serta perwakilan dari Kementerian Kesehatan. Acara peluncuran ini dilakukan secara luring dan juga daring melalui kanal Zoom, Instagram, dan Youtube.
“Peluncuran informatorium ini merupakan respons terhadap berbagai pengembangan ilmu pengetahuan, serta pemenuhan kebutuhan tenaga kesehatan dan stakeholders lainnya untuk mendapatkan informasi perkembangan terapi COVID-19,” jelas Kepala Badan POM RI, Penny K. Lukito di dalam sambutannya.
“Penyusunan informatorium Obat COVID-19 tentunya sudah berproses dengan sangat kaya, dan buku ini mengacu pada publikasi jurnal ilmiah hasil uji klinik dan juga referensi dari perkembangan yang dilaporkan dalam WHO Therapeutics and COVID-19: Living Guideline, serta pedoman penatalaksanaan COVID-19 lainnya di beberapa negara referensi,” tambah Kepala Badan POM. Tak hanya itu, agar Informatorium ini mencakup informasi yang sejalan dengan penerapan penatalaksanaan COVID-19 di Indonesia, Badan POM juga mengacu pada Manajemen Klinis Tata Laksana COVID-19 di Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang ditetapkan melalui Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07/Menkes/5671/2021 tentang Panduan Pelaksanaan Pemeriksaan, Pelacakan, Karantina, dan Isolasi dalam Rangka Percepatan Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus Disease 2019 (COVID-19).
Badan POM dan Tim Ahli Penyusunan Informatorium Obat COVID-19 telah menyusun Informatorium Obat COVID-19 edisi pertama di awal pandemi, yaitu di Bulan Maret 2020. Kemudian, Informatorium Obat COVID-19 di Indonesia Edisi 2 diterbitkan pada Bulan November 2020. Pembaruan Informatorium Obat COVID-19 di Indonesia sangat perlu dilakukan mengingat informasi terkait khasiat dan keamanan obat untuk penanganan COVID-19 bersifat dinamis mengikuti perkembangan penelitian obat uji COVID-19 terkini, ilmu pengetahuan yang lebih mendalam terkait karakteristik SARS-CoV-2, dan manajemen tata laksana penanganan COVID-19 di berbagai negara.
“Sejalan dengan upaya percepatan akses informasi di era digital, kami menyediakan buku Informatorium Obat COVID-19 di Indonesia edisi 3 ini dalam bentuk e-book yang dapat diakses di perpustakaan digital Badan POM,” tutur Kepala Badan POM.
Lucky S. Slamet selaku salah satu Tim Ahli Penyusunan IOCI-3 menjelaskan bahwa IOCI-3 ini tidak dapat dijadikan standar baku referensi Obat COVID-19, namun dapat menjadi salah satu kumpulan informasi yang dapat diacu oleh para ahli, dalam hal ini tenaga kesehatan. “Saya ingin menekankan bahwa IOCI-3 serta edisi sebelumnya itu bukan formularium ataupun standard treatment guideline. Jadi, itu semua adalah kompilasi informasi tentang Obat COVID-19,” jelasnya.
Ia juga menginformasikan bahwa meskipun bukan sebagai standard treatment guideline, IOCI ini merupakan lead information yang bersifat dinamis dan bertujuan untuk memperkaya informasi sehingga harus terus diperbaharui. “Saya juga mengapresiasi Badan POM yang secara konsisten melakukan pembaharuan IOCI karena hal ini menunjukan bahwa Badan POM senantiasa mengikuti perkembangan ilmiah terkini, sekaligus juga mengedepankan transparansi dan komunikasi ilmiah dengan tenaga kesehatan, serta pelaku di pelayanan kesehatan,” ungkap Lucky.
Apresiasi yang sama juga ditunjukan oleh dr. Rianto Setiabudy kepada Badan POM atas penggalangan kerja sama dengan akademisi yang dirasa berhasil. “Perkenankan saya menyampaikan apresiasi kepada Badan POM karena terbitnya buku ini merefleksikan keberhasilan Badan POM menggalang kerja sama yang baik dengan akademisi dan klinikus untuk menghasilkan produk yang bermanfaat bagi masyarakat.”
Di sisi lain, Kepala Badan POM turut menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada seluruh tim ahli yang mewakili berbagai profesi di bidang kesehatan dan pihak terkait atas kontribusi signifikan yang diberikan sebagai dukungan bagi Badan POM dalam penyusunan IOCI-3. “Semoga IOCI-3 ini dapat dimanfaatkan seluas-luasnya oleh berbagai pihak dan berdampak positif untuk penanggulangan COVID-19 di tanah air,” ujar Kepala Badan POM mengakhiri sambutannya. (HM-Devi)
Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat