Jakarta - Semakin maraknya promosi produk kosmetik di dunia daring baik dalam bentuk iklan, penjualan, maupun endorsement oleh selebriti atau public figure idola generasi milenial, perlu diimbangi dengan tingkat pengetahuan dan kepedulian masyarakat tentang memilih dan menggunakan kosmetik yang aman.
Badan POM bersama Yayasan Puteri Indonesia (YPI) menggelar Pembekalan Puteri Indonesia, yang merupakan program kedua setelah sebelumnya pernah dilaksanakan pada tahun 2019. Hal ini dilakukan sebagai salah satu upaya memberantas peredaran kosmetik ilegal. Pembekalan diberikan kepada 39 orang calon Puteri Indonesia tahun 2020 untuk menjadi Duta Kosmetik Aman, di Aula Gedung C Badan POM, Rabu (04/03).
YPI yang diwakili oleh Ketua Panitia Pemilihan Puteri Indonesia 2020, Kusuma Ida Anjani mengungkapkan bahwa sangat senang dan berterima kasih dapat bekerja sama dengan Badan POM untuk memberikan edukasi kosmetik aman. Finalis Puteri Indonesia merupakan generasi muda terpilih dari setiap provinsi yang diharapkan akan terus mengedukasi bukan hanya kepada wanita-wanita Indonesia juga kaum pria, agar mengerti akan kosmetik aman. “Beberapa bulan ini, kami bersama Badan POM sudah mengedukasi lebih dari 10 lokasi. Harapan kedepannya akan banyak generasi muda yang mengerti bahaya kosmetik ilegal,” ujar Kusuma Ida Anjani.
Dalam arahannya Kepala Badan POM RI, Penny K. Lukito menyampaikan finalis Puteri Indonesia merupakan trendsetter di kalangan generasi muda dari berbagai lapisan masyarakat. Hal ini membuat para Puteri Indonesia memiliki pengaruh besar kepada masyarakat Indonesia. "Pengaruh positif ini merupakan sarana edukasi yang efektif kepada masyarakat untuk dapat cerdas memilih kosmetik yang aman serta menangkal berbagai info hoaks terkait kesehatan," ungkap Penny K. Lukito. Berdasarkan data Kementerian Komunikasi dan Informasi, isu hoaks terkait kesehatan menempati peringkat ke-3 yang banyak ditemukan di media daring. Badan POM sendiri telah merangkul influencer untuk memerangi berita hoaks yang beredar di masyarakat. Badan POM berharap finalis Puteri Indonesia ikut bersama-sama dalam menangkal hoaks yang dapat menyesatkan masyarakat.
Penny K. Lukito berpesan kepada para finalis Puteri Indonesia untuk mengendorse produk-produk kosmetik legal yang sudah terdaftar di Badan POM. "Secara etika, pastikan mengendorse produk yang legal artinya sudah terdaftar di Badan POM. Ingat bahwa kosmetik itu tidak boleh menjadi obat. Kalau obat harus dalam pengawasan dokter," jelasnya. “Selamat datang di keluarga Pengawasan Obat dan Makanan sebagai Duta Kosmetik Aman, dan dapat memberikan kontribusi sebesar-besarnya untuk masyarakat dan bangsa tidak untuk diri kita sendiri.” tutup Kepala Badan POM.
Pembekalan tahun ini, para finalis Puteri Indonesia mendapatkan paparan materi dari berbagai narasumber diantaranya Kepala Badan POM, Deputi Bidang Pengawasan Obat Tradisional, Suplemen Kesehatan, dan Kosmetik, serta kunjungan ke laboratorium pengujian, BPOM Command Center (BCC), mobil keliling Badan POM (Mobling), dan pusat pelayanan publik Badan POM. Selain itu, para finalis Puteri Indonesia mengikuti workshop pembuatan konten edukasi di media sosial sehingga dapat lebih efektif dalam membuat konten-konten viral terkait edukasi Obat dan Makanan aman kepada masyarakat.
Pada kegiatan kali ini juga dilakukan pengukuhan para finalis Puteri Indonesia sebagai Duta Kosmetik Aman. Setelah mendapatkan pembekalan hari ini, Puteri Indonesia akan menjalankan tugasnya di daerah masing-masing untuk menyebarluaskan informasi dan edukasi mengenai kosmetik aman, mengampanyekan pemilihan dan penggunaan kosmetik aman mulai dari pelajar, mahasiswi, ibu-ibu sampai seluruh masyarakat Indonesia. (HM-Grace)
Biro Hubungan Masyarakat dan Dukungan Strategis Pimpinan