Jakarta - Badan POM melakukan berbagai upaya untuk menjamin keamanan, khasiat, dan mutu obat dengan mendorong kemandirian pelaku usaha melalui peningkatan kemitraan bersama pemangku kepentingan termasuk industri farmasi. Saat ini, masih terdapat banyak perbedaan persepsi antara Badan POM selaku evaluator dengan regulatory officer dari industri farmasi yang kerap menjadi permasalahan dalam proses registrasi obat. Kesenjangan tersebut diminimalisir Badan POM melalui proses diskusi, workshop, serta kegiatan-kegiatan lain yang menunjang.
Rabu, (28/08) Badan POM menyelenggarakan workshop Good Registration Management (GRM) di Kemayoran Jakarta. Acara ini dihadiri oleh Ketua Umum Gabungan Perusahaan Farmasi (GPFI) F. Tirto Kusandi, Executive Director International Pharmaceutical Manufacturer Group (IPMG) Parulian Simanjuntak, Japan-International Cooperation Agency (JICA) Yoshihiko Sano; Japan Pharmaceutical Manufacturer Association (JPMA) Kazuo Ushio, dan Lucky S. Slamet.
“Badan POM berkomitmen untuk mendorong kemandirian industri farmasi dalam pemenuhan regulasi dan percepatan perizinan peredaran obat. Salah satunya dilakukan melalui asistensi regulasi dan peningkatan kapasitas industri farmasi,” tukas Kepala Badan POM RI, Penny K. Lukito mengawali sambutannya.
Workshop yang diikuti oleh lebih kurang 150 orang peserta dari industri farmasi ini diharapkan dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam penyusunan dokumen registrasi oleh pendaftar dan mempercepat proses registasi untuk mendapatkan izin edar obat di Badan POM.
Workshop ini selain bertujuan untuk mengatasi dan mencegah terjadinya permasalahan/kendala dalam registrasi obat, juga diharapkan dapat membawa Indonesia menjadi salah satu centre of excellent (CoE) untuk Good Registration Management (GRM). Kegiatan ini diharapkan dapat dilakukan secara berkesinambungan.
“Tingkatkan kompetensi dalam penyusunan dokumen registrasi obat dan pemahaman terhadap proses registrasi, serta samakan persepsi antara industri farmasi dengan Badan POM agar percepatan proses registrasi obat dapat terjadi, yang pada akhirnya dapat meningkatkan akses obat di masyarakat,” lanjut Kepala Badan POM.
“Semoga forum ini membawa manfaat untuk kita semua, sesuai tugas dan fungsi masing-masing untuk mencapai visi kesehatan masyarakat dan daya saing produk farmasi Indonesia yang akan mendorong ekonomi dan kesejahteraan masyarakat Indonesia.” harap Kepala Badan POM mengakhiri sambutannya. (HM-Rizky)