Jakarta – “Makanan merupakan kebutuhan masyarakat paling dasar yang dikonsumsi setiap hari. Tentunya keamanan pangan ini menjadi hal yang sangat penting sehingga kita perlu terus menggaungkan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat Sadar Pangan Aman [Germas SAPA] karena kita ingin membentuk manusia Indonesia yang unggul dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045”.
Pernyataan tersebut disampaikan Pelaksana Tugas (Plt.) Kepala BPOM RI, L. Rizka Andalusia saat memberikan sambutan pada Pertemuan Teknis Germas SAPA, Jumat (21/6/2024). Kegiatan yang dihadiri oleh perwakilan daerah, para nominator penerima penghargaan, serta lintas sektor lainnya ini digelar dalam upaya mewujudkan keamanan pangan nasional.
Fokus pembangunan kesehatan yang dilakukan pemerintah saat ini dilakukan melalui penguatan promotif, preventif, dan pemberdayaan masyarakat. Begitu juga dalam implementasi keamanan pangan. Selain keterlibatan pemerintah dalam melakukan pengawasan keamanan pangan di sepanjang rantai pangan, peran aktif masyarakat dan pelaku usaha juga diperlukan untuk mewujudkan keamanan pangan di Indonesia.
“Tentu saja mewujudkan hal tersebut tidak mengandalkan peran pemerintah pusat saja. Perlu ada sinergitas peran pemangku kepentingan dalam sistem pentahelix (akademisi, bisnis, komunitas, pemerintah, media) dengan tujuan untuk memanfaatkan sumber daya bersama-sama,” lanjut Plt. Kepala BPOM.
Sejalan dengan hal tersebut, BPOM telah menginisiasi program dan kegiatan di bidang keamanan pangan yang berbasis komunitas masyarakat, yaitu program Desa Pangan Aman, Pasar Pangan Aman Berbasis Komunitas, Pangan Jajanan Anak Sekolah (PJAS) Aman, serta Saka POM. Dengan adanya keterlibatan masyarakat pada berbagai program tersebut, diharapkan keamanan pangan dapat diwujudkan mulai dari kelompok masyarakat terkecil dan menyebar sampai ke kelompok yang lebih besar sehingga dapat mewujudkan keamanan pangan nasional.
Sinergitas juga perlu dilakukan antar program agar masyarakat memperoleh manfaat yang lebih besar dan memperluas cakupan program. Saat ini, BPOM telah melakukan berbagai sinergi program Germas SAPA dengan program lainnya, antara lain sinergi program Desa Pangan Aman dengan Program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) berbahan pangan lokal serta sinergi program PJAS dengan program Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan terkait pengembangan kurikulum keamanan pangan sekolah. Sinergi juga diharapkan dapat diterapkan di tingkat kabupaten/kota dalam menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2025-2029 agar implementasi keamanan pangan menjadi lebih optimal.
Lebih lanjut, Plt. Kepala BPOM kembali mengingatkan akan potensi puncak bonus demografi pada tahun 2030 mendatang. Salah satu fokus pemerintah untuk memaksimalkan bonus demografi, yaitu dengan program percepatan penurunan stunting untuk memperoleh sumber daya manusia (SDM) unggul dan berdaya saing. Dalam hal ini, makanan menjadi kebutuhan pokok dalam pembentukan SDM yang sehat dan unggul yang akan membantu bangsa kita keluar dari middle income trap.
Agenda lainnya dalam pertemuan teknis pada hari ini adalah forum dialog bersama perwakilan daerah yang memiliki success story dalam melaksanakan program Germas SAPA. Salah satunya adalah Sekretaris Desa Karang Bunga, Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan Agus Supriadi.
Agus menjelaskan beberapa program unggulan yang diusung daerahnya terkait keamanan pangan. Salah satunya melalui program kegiatan permata bunda oleh kader keamanan pangan. Kegiatan program tersebut adalah pemberian makanan tambahan bagi ibu hamil dan anak balita dalam rangka pencegahan stunting.
“Selain itu, diadakan bimbingan teknis kader keamanan pangan dan juga inisiasi kegiatan yang berkaitan dengan keamanan pangan melalui kegiatan pos pelayanan terpadu (posyandu) remaja, posyandu lanjut usia, dan posyandu balita,” tambahnya.
Pada kesempatan hari ini, BPOM juga memberikan penghargaan kepada pemerintah kabupaten/kota, pemerintah desa, dan sekolah (tingkat SD, SMP, dan SMA) yang telah menjalankan program Germas SAPA dengan baik. Penghargaan ini bertujuan memberikan apresiasi kepada daerah yang telah menumbuhkan dan mendorong semangat, kreativitas, dan partisipasi masyarakat untuk mengambil peran lebih besar dalam upaya mewujudkan keamanan pangan.
Dengan diskusi aktif yang tercipta dalam forum ini, diharapkan dapat semakin memperkaya konsep baru yang dikembangkan dalam program Germas SAPA. BPOM juga berharap agar seluruh pemerintah daerah dan pemerintah desa dapat mereplikasi program Germas SAPA secara mandiri dan berkelanjutan, demi mewujudkan Indonesia Emas 2045. (HM-Rahman)
Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat