Bursa Inovasi Herbal Harus Rutin Diselenggarakan

21-02-2020 Kerjasama dan Humas Dilihat 2335 kali Pusat Data dan Informasi Obat dan Makanan

Jakarta – “Kegiatan seperti ini, harusnya dilaksanakan secara rutin. Sebagai ajang berbagi informasi dan promosi tentang serba-serbi herbal Indonesia,” demikian testimoni dari salah satu peserta Bursa Hilirisasi Inovasi Herbal Indonesia 2020. Kegiatan yang diselenggarakan Badan POM selama dua hari di Balai Kartini Jakarta ini, ditujukan untuk menjadi wadah bagi para akademisi dan peneliti untuk menginformasikan serta mempromosikan hasil penelitiannya di bidang herbal kepada pelaku usaha dan masyarakat.

 

Dibuka secara resmi Kepala Badan POM pada Rabu (19/02), kegiatan ini meliputi seminar ilmiah, panggung edukasi, dan pameran penelitian. Selain disarankan untuk dilaksanakan secara rutin, peserta kegiatan meminta agar pendaftaran untuk pameran penelitian dilakukan 6 bulan sebelum kegiatan untuk memberi waktu kepada peneliti untuk mempersiapkan materi yang dipamerkan. “Untuk seminar ilmiah, agar kuota peserta diperbesar dan waktu seminar diperlama terutama pada sesi tanya jawab,” ujar salah satu peserta.

 

Pada kesempatan ini, Badan POM juga menyelenggarakan kompetisi penelitian, dengan kategori penelitian paling berpotensi, peneliti muda berpotensi, booth favorit pilihan pengunjung, serta poster terbaik.

 

Kompetensi penelitian Bursa Hilirisasi Inovasi Herbal Indonesia 2020 paling berpotensi diikuti oleh 75 judul penelitian. Kriteria penilaian penelitian paling berpotensi yaitu kesesuaian riset yang dilakukan untuk menghasilkan inovasi yang sesuai regulasi, kemutakhiran teknologi yang digunakan dalam inovasi, kebaruan inovasi, dan tingkat kesiapterapan inovasi.

 

Juara pertama penelitian paling berpotensi adalah Universitas Sumatera Utara dengan judul penelitian Ekstrak Air Nanopartikel Daun Ekor Naga (Rhaphidophora pinnata (L.F) Schott) Berkhasiat Sebagai Antinefrolitiasis dan Diuretik, juara kedua adalah Institut Teknologi Bandung dengan judul penelitian Efektivitas Pegagan (Cantella asiatica), Aktivitas Fisik, dan Kombinasinya dalam Penanganan Demensia. Sedangkan juara ketiga adalah Universitas Andalas Padang dengan judul penelitian adalah Produksi Isolat Kandungan Kimia Utama Tumbuhan Obat Tradisional Indonesia untuk Senyawa Pembanding Farmakope Herbal Indonesia.

 

Selain itu juga terpilih peneliti muda paling berpotensi yaitu Andzar Fikranus Shofa, M. Farm. dari Stikes Prima Indonesia Bekasi dan pemenang booth favorit yang dipilih oleh pengunjung yaitu Poltekes Kemenkes Jakarta 2, STIKES Bani Saleh, Universitas Sanata Dharma, Universitas Muhammadiyah Kudus, Universitas Pancasila, dan Universitas Buana Perjuangan Karawang.

 

Deputi Bidang Pengawasan Obat Tradisional, Suplemen Kesehatan dan Kosmetik, Mayagustina Andarini, menyampaikan harapannya agar kegiatan ini menjadi stimulant untuk pengembangan obat herbal dalam rangka mendorong hilirisasi.

 

Direktorat Pengawasan Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan

Bagikan:

Klik disini untuk chat via WhatsApp!+
Sarana