Jakarta – Di penghujung tahun 2021, Kepala Badan POM RI, Penny K. Lukito hadir dalam Taklimat Bidang Pembangunan dan Kebudayaan di Gedung Kementerian Koordinasi Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK), Rabu (29/12). Kegiatan yang digelar Kemenko PMK bersama tujuh Kementerian/Lembaga di bawah koordinasinya diselenggarakan dalam rangka refleksi perjalanan kerja selama kurun waktu setahun terakhir.
Selain Kepala Badan POM, hadir dalam acara tersebut antara lain Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas; Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin; Menteri Sosial, Tri Rismaharini; Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, I Gusti Ayu Bintang Darmawati; Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Letnan Jenderal TNI Suharyanto; Direktur Utama Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan, Ali Ghufron Mukti; dan Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan, Anggoro Eko Cahyo.
Dalam sambutannya Menteri Koordinator Bidang PMK (Menko PMK), Muhadjir Effendi menyebut kondisi pandemi COVID-19 memicu berbagai anomali yang mengganggu program pembangunan di Bidang Manusia dan Kebudayaan.
“Kita ingin melakukan refleksi bagaimana kendala-kendala yang telah dihadapi kementerian dan lembaga ketika menghadapi perubahan/penyesuaian anggaran, serta capaiannya tidak seperti yang diharapkan seperti seandainya anggaran diberikan secara normal,” ungkap Menko PMK.
Kepala Badan POM menyampaikan berbagai capaian kinerja yang telah dilakukan Badan POM, terutama yang terkait dengan pembangunan manusia dan kebudayaan. “Sesuai dengan peran strategis Badan POM sebagai otoritas regulatori obat dan makanan di Indonesia, kami melakukan pengawasan guna mewujudkan obat dan makanan aman untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dan daya saing bangsa,” jelasnya.
Di masa pandemi COVID-19, peran Badan POM sebagai regulator obat dan makanan menjadi sangat vital. Hingga saat ini, Badan POM telah menerbitkan Emergency Use Authorization (EUA) untuk 11 jenis vaksin COVID-19, yaitu 2 (dua) vaksin untuk anak usia 6 tahun ke atas, 1 (satu) vaksin untuk anak usia 12-17 tahun, dan 8 vaksin untuk dewasa (≥ 18 tahun). Tak hanya itu, Badan POM juga terus mendukung upaya pemerintah dalam program vaksinasi COVID-19. Termasuk dalam rencana pemberian vaksin booster kepada populasi yang telah memperoleh vaksinasi primer secara lengkap, sebagai upaya mengembalikan efektivitas vaksin agar tetap memberikan perlindungan memadai. Terkait hal ini, Badan POM telah menerima registrasi variasi untuk penambahan dosis (posologi) booster 4 vaksin di Indonesia, yaitu (1) Comirnaty (Pfizer), (2) Vaxzevria (AstraZeneca), (3) CoronaVac/Vaksin Covid-19 (Bio Farma), dan (4) Zivifax serta pra registrasi Vaksin Sinopharm.
Badan POM juga telah menerbitkan EUA untuk obat terapi COVID-19, yaitu (1) FAVIPIRAVIR Tablet 200 mg untuk pasien COVID-19 dewasa dengan gejala ringan-sedang, (2) REMDESIVIR 100 mg untuk pasien COVID-19 dewasa dan anak yang dirawat di Rumah Sakit dengan gejala COVID-19 berat, dan (3) REGDANVIMAB 60 mg dalam bentuk infus intravena untuk pasien COVID-19 dewasa yang tidak memerlukan terapi oksigen dan berisiko tinggi mengalami COVID-19 berat.
“Di samping itu, kami juga mengawal 2 jenis vaksin COVID-19 yang sedang dikembangkan di dalam negeri sebagai upaya mengisi kebutuhan vaksin COVID-19 di tahun 2022. Kedua vaksin yang dimaksud adalah Vaksin Merah Putih Kerjasama UNAIR dan PT Biotis, dalam tahap persiapan produksi clinical lot untuk uji klinik fase 1 dan Vaksin COVID-19 kerja sama Bio Farma-Baylor College Medicine (BCM), dalam tahap uji kinik fase 1. Protokol Persetujuan Uji Klinik (PPUK) telah diterbitkan tanggal 6 Desember 2021,” imbuh Kepala Badan POM.
Badan POM pun berkomitmen untuk terus mendukung obat herbal di Indonesia untuk dikembangkan ke arah fitofarmaka. Saat ini, Badan POM tengah mendampingi tim peneliti dan pelaku usaha pada 15 riset obat herbal untuk penanggulangan COVID-19, yaitu 4 riset pada tahap uji praklinik dan 11 riset pada tahap uji klinik. Selain, Badan POM juga mengawal 45 penelitian pada tahap praklinik dan 25 lainnya telah memasuki uji klinik untuk obat herbal non-COVID-19. Dalam kolaborasi Pentahelix, Badan POM bersama Satgas Percepatan Pengembangan dan Pemanfaatan Fitofarmaka mengawal 22 penelitian herbal (10 uji klinik dan 12 uji praklinik).
Di tahun 2021, Badan POM turut mendampingi 5.600 UMKM Obat Tradisional dan 1.470 UMKM Kosmetik, termasuk kepada start up. Dari seluruh UMKM yang didampingi, sebanyak 60 UMKM Obat Tradisional dan 28 UMKM Kosmetik telah memenuhi standar. Dari total 7.070 UMKM tersebut, 2.571 UMKM (36%) merupakan UMKM yang telah memiliki nomor izin edar yang didampingi dalam rangka pemenuhan tindak lanjut hasil pengawasan, konsultasi Corrective Action Preventive Action (CAPA), coaching clinic, dan pelayanan prima. Sedangkan sebanyak 4.499 UMKM (64%) adalah start up yang didampingi dalam rangka pemenuhan standar Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik (CPOTB)/ Cara Pembuatan Kosmetika yang Baik (CPKB) dan registrasi produk, antara lain melalui kegiatan webinar, pendampingan onsite, dan pendampingan online.
Selain yang terkait bidang kefarmasian, berbagai dukungan telah dilakukan Badan POM, terutama dalam meningkatkan daya saing Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Dukungan nyata dari Badan POM salah satunya melalui Program Terpadu Pengembangan UMKM Berdaya Saing Lintas Kementerian/Lembaga bersama 7 Kementerian/Lembaga yang dicanangkan sejak tahun 2018. Program tersebut menjadi sarana pengembangan, pembinaan, pendampingan, dan fasilitasi bagi UMKM obat tradisional, kosmetika, dan pangan agar meningkat kapasitasnya untuk mampu bersaing di pasar domestik dan global. Badan POM sekaligus turut menggerakkan rasa bangga dengan produk buatan Indonesia melalui bimbingan teknis (bimtek), pendampingan, serta coaching clinic.
“Dalam rangka keberpihakan dalam Pemulihan Ekonomi Nasional, selama tahun 2021, Badan POM melakukan pendampingan kepada 55 UMKM Pangan Olahan dan UMKM Pangan Olahan yang telah memenuhi standar sebanyak 46 UMKM. Selain itu, Badan POM melakukan Webinar bagi UMK Pangan Olahan melalui UMK Camp. Dari target 18.000 UMK di tahun 2021, telah direalisasikan hingga 100.000 UMK melalui zoom online dan Youtube,” lanjut Kepala Badan POM.
Menutup paparannya, Kepala Badan POM mengapresiasi berbagai pihak yang telah memberikan penghargaan kepada Badan POM. “Kami berterima kasih kepada seluruh mitra strategis Badan POM atas kerja sama yang baik, serta dukungan rekan-rekan media untuk bersama-sama mewujudkan obat dan makanan aman sesuai dengan peran kita masing-masing,” tutup Kepala Badan POM mengakhiri paparannya. (HM-Bayu)
Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat