Era Baru Pengawasan Obat dan Makanan Berbasis Digital

03-12-2018 Kerjasama dan Humas Dilihat 3625 kali Pusat Data dan Informasi Obat dan Makanan

Depok – BPOM RI menyelenggarakan kegiatan sosialisasi internal kepada perwakilan BPOM seluruh Indonesia tentang inovasi teknologi yang akan diimplementasikan dalam melakukan pengawasan obat dan makanan. Kegiatan yang diadakan oleh Pusat Data dan Informasi Obat dan Makanan (Pusdatin) ini dilaksanakan di Depok pada 3-4 Desember 2018 dan dikemas dalam bentuk workshop dengan narasumber internal dan eksternal BPOM, salah satunya berasal  dari Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan.

Mewakili Sekretaris Utama BPOM, Kepala Pusdatin, Roby Darwaman membuka kegiatan sosialisasi ini, Senin (03/12). Turut hadir sebagai undangan Andi Rahmadi, Asisten Deputi Pelayanan Kesehatan Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan serta Agusdini Banun Saptaningsih, Direktur Produksi dan Distribusi Kefarmasian Kementerian Kesehatan.

Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2017 tentang Peningkatan Efektivitas Pengawasan Obat dan Makanan dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 41 Tahun 2018 tentang Peningkatan Koordinasi Pembinaan dan Pengawasan Obat dan Makanan di Daerah menjadi landasan hukum dilakukannya inovasi pengawasan obat dan makanan berbasis teknologi. Inovasi ini berwujud dalam sebuah aplikasi bernama SMART BPOM dan 2D Barcode.  Dengan inovasi ini, BPOM akan melibatkan lintas sektor terkait juga masyarakat untuk ikut aktif berpartisipasi dalam peningkatan efektivitas pengawasan obat dan makanan yang dilakukan.

Aplikasi SMART BPOM nantinya akan menjadi solusi percepatan dan peningkatan kerjasama dengan lintas sektor terkait. Sedangkan penerapan 2D Barcode pada kemasan setiap produk yang beredar di Indonesia sebagai identifikasi serta track and trace produk dapat memudahkan dalam mengidentifikasi produk yang palsu sekaligus mengetahui status peredaran dari produsen hingga ke tangan konsumen. Masyarakat pun dapat ikut serta aktif dalam mengecek dan memverifikasi legalitas produk yang digunakannya.

Dalam arahannya yang dibacakan oleh Roby Darwaman, Sekretaris Utama BPOM mengingatkan bahwa inovasi ini hanyalah alat, kunci keberhasilannya ada pada manusia yang menggunakannya. “Teknologi adalah sarana untuk mempercepat, sedangkan manusia yang menjalankan dengan komitmen yang tinggi sebagai kunci keberhasilan sistem,” pungkas Kepala Pusdatin menyampaikan arahan Sekretaris Utama.

Sosialisasi Pengembangan Aplikasi SMART BPOM serta aplikasi 2D Barcode (BPOM Mobile) dilakukan kepada internal BPOM serta lintas sektor dengan tujuan untuk meningkatkan peran serta dalam pengawasan obat dan makanan sesuai dengan peran masing-masing. Tidak hanya itu, dalam kegiatan dua hari ini juga dilakukan koordinasi tentang program terintegrasi yang melibatkan Balai/Balai Besar POM serta Kantor POM di Kabupaten/Kota seperti SIPT serta SIPMKer.

Dengan hadirnya SMART BPOM dan Penerapan Sistem 2D Barcode, BPOM berusaha menjawab tantangan pengawasan yang terus berkembang dengan memanfaatkan teknologi dalam melakukan koordinasi dan melibatkan masyarakat. Inovasi BPOM menyatakan bahwa era baru pengawasan obat dan makanan berbasis digital akan hadir di Indonesia. Tentu semua membutuhkan dukungan dan kesadaran semua pihak yang terlibat termasuk masyarakat dalam mengoptimalkan inovasi yang ujungnya bermuara pada peningkatan derajat kesehatan dan pembangunan manusia melalui obat dan makanan yang aman, bermanfaat, dan bermutu. (HM-Hendriq)

Biro Humas dan Dukungan Strategis Pimpinan

Bagikan:

Klik disini untuk chat via WhatsApp!+
Sarana