Jakarta – “Hasil evaluasi pelaksanaan Rencana Strategis (Renstra) BPOM dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 menunjukkan capaian kinerja kedua indikator tersebut telah melebihi target yang ditetapkan di awal. Hal ini dianalisis/dievaluasi oleh BPOM sehingga memerlukan upaya perbaikan agar indikator dapat lebih representative menggambarkan kondisi yang sebenarnya di masyarakat”, demikian disampaikan Kepala BPOM, Penny K Lukito pada kegiatan Forum Group Discussion (FGD) background study RPJMN 2020-2024 review pengawasan obat dan makanan bersama dengan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Rabu (30/5).
Sesuai Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) 2005-2025, kita akan memasuki RPJM ke-4 (2020-2024) yang ditujukan untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang mandiri, maju, adil, dan makmur melalui percepatan pembangunan di berbagai bidang dengan menekankan terbangunnya struktur perekonomian yang kokoh berlandaskan keunggulan kompetitif di berbagai wilayah yang didukung oleh SDM berkualitas dan berdaya saing. Sesuai peran BPOM pada Nawa Cita, maka tantangan besar sekaligus menjadi visi BPOM adalah “Obat dan Makanan Aman Meningkatkan Kesehatan Masyarakat dan Daya Saing Bangsa”.
“UMKM harus didorong untuk menciptakan produk yang terstandar sehingga mampu bersaing”, ujar Kepala BPOM. “Upaya pembangunan kemandirian dan produktivitas pelaku usaha di bidang obat dan makanan diharapkan dapat berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi serta pendapatan devisa negara melalui peningkatan ekspor dengan kualitas produk yang sesuai dengan standar internasional’, lanjutnya.
Selanjutnya dalam paparannya Kepala BPOM mengutarakan beberapa aspek yang memerlukan penguatan di 2020-2024 seperti BPOM Command Center; Infrastruktur dan teknologi merupakan kebutuhan vital saat ini bagi pelaksanaan pengawasan obat dan makanan; Tidak hanya di dalam negeri, jaringan pengawasan obat dan makanan pun dibangun secara internasional karena BPOM merupakan NRA yang juga ada di negara lain dengan tugas dan fungsi yang hampir sama (International Network); Memperhatikan tantangan dan perubahan lingkungan strategis, pengembangan laboratorium modern ke depan; dan Pengembangan SDM pengawasan obat dan makanan menitikberatkan pada manusia (pegawai) lebih diposisikan sebagai aset sehingga paradigma tentang pegawai berubah menjadi human capital. (HM-Rahman)
Biro Humas dan DSP