Jakarta - Plt. Sekretaris Utama Badan POM, Reri Indriani membuka secara resmi Forum Diseminasi Hasil Riset Dan Kajian Obat Dan Makanan Tahun 2019 yang pada tahun ini mengambil tema “Riset dan Kajian Kebijakan untuk Mendukung Efektivitas Pengawasan Obat dan Makanan”, Rabu (04/12) di Hotel Grand Sahid Jaya Jakarta. Forum ini dihadiri oleh sekitar 120 orang peserta terdiri dari perwakilan 24 unit kerja di lingkungan Badan POM Pusat, 34 Balai Besar/Balai POM dan 40 Loka POM, serta instansi terkait di luar Badan POM yaitu Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Badan Pusat Statistik (BPS), Badan Standarisasi Nasional (BSN), Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Kementerian Kesehatan, Kementerian Perdagangan, Lembaga Administrasi Negara (LAN) dan Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi serta beberapa narasumber/pakar diantaranya Dr. Pungkas Bahjuri Ali dari Bappenas dan dr. M. Fikru Rizalh dari Universitas Gadjah Mada.
Dalam sambutannya, Plt. Sekretaris Utama menyampaikan sebagai knowledge based organization, Badan POM harus melaksanakan tugas pengawasan berlandaskan data-data ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan. "Untuk itu riset dan kajian yang Badan POM lakukan harus selalu ditingkatkan kualitasnya guna mendukung pengambilan keputusan. Peningkatan kualitas hasil riset dan kajian juga sejalan dengan tujuan untuk mendapatkan manfaat yang optimal," tuturnya.
Terkait hal tersebut, rumusan Indikator Kinerja Utama (IKU) Pusat Riset dan Kajian Obat dan Makanan (PRKOM) pada periode 2020-2024 yang akan datang adalah tersedianya riset dan kajian di bidang pengawasan Obat dan Makanan yang berkualitas, dengan indikator tingkat kemanfaatan riset dan kajian obat dan makanan yang dilakukan. Mengutip pidato Joko Widodo pada pelantikan Presiden RI tanggal 20 Oktober 2019 bahwa tugas birokrasi adalah memastikan masyarakat mendapatkan manfaat dari program yang dilaksanakan, dan bukan hanya sekedar terlaksana, maka program Badan POM dalam pengawasan harus didukung agar tepat sasaran. Di sinilah Badan POM melalui PRKOM berperan menyediakan hasil-hasil riset dan kajian berkualitas, valid serta kredibel agar dapat menjadi masukan bagi landasan kerja dan pembuatan keputusan.
Forum ini selain sebagai wadah untuk mendiseminasikan hasil riset dan kajian Obat dan Makanan, juga sebagai cara untuk menghimpun umpan balik terutama dari unit kerja di lingkungan Badan POM, yang merupakan penerima manfaat utama dari riset dan kajian yang dilakukan PRKOM. Ada 5 tema utama riset dan kajian yang dilakukan tahun 2018 yang akan dipaparkan pada forum hari ini, yaitu hasil Survei Profil Produk Beredar Obat Tradisional, Kosmetik, Suplemen Kesehatan dan Pangan Tahun 2018; Kajian Pengukuran Tingkat Kepuasan Masyarakat terhadap Jaminan Keamanan, Manfaat dan Mutu Obat dan Makanan Tahun 2018; Kajian Risiko Keamanan Pangan Indonesia Risk Assessment Center (INARAC); Kajian Kepuasan Pelaku Usaha Terhadap Pemberian Bimbingan dan Pembinaan yang diberikan Badan POM Tahun 2018; serta Kajian Pengukuran Kepatuhan Pelaku Usaha di Bidang Obat dan Makanan Tahun 2018.
Riset dan kajian menggunakan big data juga menjadi tantangan tersendiri, membutuhkan tenaga periset yang memiliki keahlian analisis data sekaligus paham secara substantif. "Informasi yang berkembang di masyarakat melalui media massa atau media sosial dapat di-capture untuk mendapatkan gambaran riil isu yang berkembang, dan selanjutnya menjadi bahan kajian untuk merumuskan masukan bagi pengambilan kebijakan. Kekuatan besar media dalam membentuk persepsi masyarakat menjadikannya sebagai sumber informasi untuk mengetahui dampak sosial penyebaran isu atau iklan, dan memerlukan kecakapan dalam social media analytic. Riset sosial seperti ini merupakan riset yang menarik sekaligus menantang, dan diperlukan oleh Badan POM untuk melihat apa yang sesungguhnya berkembang dan dibutuhkan oleh masyarakat.
Dengan demikian, PRKOM berkejaran dengan waktu dan tuntutan melakukan riset dan kajian yang lebih luas. Dan kompetensi sumber daya manusia harus dibangun dan manajemen riset harus ditingkatkan, agar riset dan kajian efektif, efisien dan dan bernilai strategis. Koordinasi kerja dengan Pusat Data dan Informasi Obat dan Makanan (Pusdatin) juga perlu ditingkatkan karena Pusdatin merupakan unit yang memfasilitasi sistem dan rekaman data pengawasan Obat dan Makanan. Pusdatin juga harus memastikan data internal terkelola dengan baik, sehingga bila dianalisis dan digunakan dalam riset, maka akan menghasilkan output yang bermutu. Bila riset menggunakan data yang tidak valid, maka akan menghasilkan output yang juga bias (garbage in garbage out).
Reri Indirani berharap forum ini dapat membuahkan hasil sebagaimana yang dimaksudkan, yaitu mendiseminasikan hasil riset dan kajian yang telah dilakukan, menjadi forum untuk curah pendapat dan ide untuk mendapatkan solusi yang kreatif dalam mendukung pengawasan Obat dan Makanan, meningkatkan kualitas riset dan kajian, pemanfaatan hasil riset dan kajian serta budaya inovasi dan learning organization di Badan POM!" tutupnya. (HM – Riska)
Biro Hubungan Masyarakat dan Dukungan Strategis Pimpinan