Forum Riset Life Science Nasional (FRLN) 2019: Badan POM Dukung Kemandirian Produk Life Science Indonesia

26-09-2019 Kerjasama dan Humas Dilihat 2137 kali Pusat Data dan Informasi Obat dan Makanan

Jakarta – Kamis (26/09) Badan POM menghadiri acara Forum Riset Life Science Nasional (FRLN) 2019 yang mengangkat tema “Kolaborasi Riset Untuk Kemandirian Produk Life Science Indonesia”. Selain Badan POM, acara ini juga dihadiri oleh Kementerian Kesehatan serta Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi.

 

Dalam acara ini, Deputi Bidang Pengawasan Obat, Narkotika, Psikotropika, Prekursor dan Zat Adiktif, Rita Endang mewakili Kepala Badan POM menyampaikan bahwa untuk mendapatkan obat yang aman, berkhasiat, dan bermutu dibutuhkan proses panjang dengan teknologi serta dasar ilmiah yang sangat tinggi. “Jika kita mendapatkan sebotol obat atau satu dus obat dan didalamnya terdapat sehelai informasi produk obat, perlu dipahami bahwa untuk menyusun semua informasi yang berbasis bukti tersebut dibutuhkan tahapan yang panjang,” ungkap Rita Endang.

 

Sejalan dengan Instruksi Presiden Nomor 6 tahun 2016, Badan POM mendorong pengembangan bahan baku obat, produk bioteknologi, obat bahan alam, dan vaksin dengan pemanfaatan sumber daya lokal. “Badan POM menginisiasi sinergi dengan stakeholder, terutama lembaga penelitian dan perguruan tinggi, untuk membentuk Satuan Tugas Percepatan Pengembangan dan Pemanfaatan Produk Biologi serta Satuan Tugas Percepatan Pengembangan dan Pemanfaatan Fitofarmaka,” ujarnya.

 

Melalui satuan tugas ini, diharapkan dapat memfasilitasi komunikasi pembahasan hasil-hasil riset baik dari perguruan tinggi maupun lembaga riset lainnya untuk dikembangkan dalam skala produksi oleh industri dan dimanfaatkan dalam pelayanan kesehatan.

 

Salah satu unggulan dalam pengembangan produk biologi ini adalah produk darah. Untuk memperoleh bahan baku plasma yang berkualitas baik, harus diolah fasilitas yang tersertifikasi Cara Produksi Obat yang Baik (CPOB).

 

“Untuk itu Badan POM telah melakukan regulatori asistensi untuk mempersiapkan sertifikasi Unit Transfusi Darah (UTD) sejak tahun 2015. Pada periode 2017 – 2018, 6 UTD telah mendapat sertifikat CPOB. Dari target 9 UTD pada tahun 2019, saat ini 3 UTD baru saja menerima sertifikat CPOB. Dan untuk periode 2020-2021 sebelas UTD diharapkan memperoleh sertifikat CPOB”. tutup Rita endang (HM-Faisal)

 

Biro Hubungan Masyarakat dan Dukungan Strategis Pimpinan

Bagikan:

Klik disini untuk chat via WhatsApp!+
Sarana