Manajemen Risiko: Upaya Peningkatan Pengendalian Intern BPOM untuk Bangun Kepercayaan dan Pelayanan Terbaik

08-11-2018 Kerjasama dan Humas Dilihat 3212 kali Pusat Data dan Informasi Obat dan Makanan

Belitung (08/11) - Manajemen risiko sebagai upaya peningkatan pengendalian intern selalu dilaksanakan oleh BPOM. Dari waktu ke waktu, upaya ini terus dilakukan untuk membangun kepercayaan dan memberikan pelayanan terbaik dengan memastikan setiap proses bisnis berjalan sesuai yang telah ditetapkan dan menindaklanjuti segala penyimpangan yang terjadi dengan segera. Pengendalian ini dilakukan oleh 3 tingkat lapis pertahanan yang dimiliki BPOM, yaitu Manajemen Representatif (MR), Auditor Internal (AI), serta Aparat Pengendali Intern Pemerintah (APIP) dalam hal ini Inspektorat Utama BPOM.

Untuk menunjang dan meningkatkan implementasi manajemen risiko yang dilakukan, BPOM melalui Inspektorat Utama menyelenggarakan kegiatan pelatihan peningkatan kompetensi dan fungsi three lines of defence dalam implementasi manajemen risiko yang terintegrasi dengan ISO 9001:2015. Pelatihan diselenggarakan di Belitung dalam bentuk pertemuan nasional dengan mengumpulkan seluruh elemen MR, AI, serta APIP yang bertanggungjawab terhadap manajemen risiko di satuan kerja masing masing. Kegiatan ini berjalan selama 4 hari yaitu 7-10 November 2018 yang dikemas dalam beberapa agenda antara lain pemaparan materi tentang manajemen risiko, evaluasi pemantauan manajemen risiko, fasilitasi Desk Manajemen Risiko, dan praktik lapang proses Manajemen Risiko.

Kegiatan dibuka oleh Inspektur II BPOM, Zulaimah yang mewakili Inspektur Utama BPOM, Reri Indriani. Dalam sambutan yang dibacakan oleh Zulaimah, Inspektur Utama menyampaikan bahwa berdasarkan pemantauan dan evaluasi APIP, implementasi Manajemen Risiko perlu lebih dioptimalkan. "Buat pertemuan ini dapat berlangsung aktif dan produktif, serap secara optimal pemaparan yang diberikan, serta implementasikan di unit kerja masing-masing, demi kebaikan dan kemajuan BPOM", pesannya.

Kegiatan dilanjutkan dengan pemaparan dan diskusi oleh Ronny Kountur dari Lembaga Sertifikasi Profesi Manajemen Risiko tentang Risk Register, Risk Mitigation Plan, dan Risk Monitoring. Pemaparan dilengkapi dengan analogi-analogi sederhana yang memudahkan peserta memahami materi tentang Manajemen Risiko. Diskusi aktif dengan narasumber dilakukan dengan mengemukakan beberapa contoh kasus yang terjadi di satuan kerja masing-masing.

Pembicara juga menekankan apa saja kunci dalam manajemen risiko. "Inti dari manajemen risiko ini adalah nilai, jadi jika BPOM berkomitmen melaksanakan manajemen risiko, itu berarti menambah nilai organisasi", jelas Ronny. Dalam mencapai tujuan itu, trust dan service menjadi kunci utama untuk menambah nilai.

Peserta juga dibekali keahlian dalam melaksanakan setiap proses manajemen risiko. Peserta diminta untuk mengidentifikasi mana termasuk risiko dan masalah. Setelah itu, peserta diminta untuk memprioritaskan mana risiko yang berpotensi berdampak besar.

Peserta sangat antusias mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan tugas mereka di BPOM. Beberapa penanya menekankan arti penting dari perencanaan baik dalam mengevaluasi pelaku usaha atau dalam pengujian yang dapat dikategorikan sebagai risiko. Beberapa penanya juga meminta saran terkait apa yang sudah dilaksanakan seperti standar obat yang harus menjadi prioritas pengawasan BPOM.

Setelah pemaparan dari narasumber, agenda berikutnya diisi oleh para inspektur BPOM yang membahas tentang evaluasi pemantauan risk register dan risk mitigation plan, evaluasi audit internal ISO 9001:2015, Pengendalian Intern atas Pelaporan Keuangan (PIPK), dan pengenalan terkait inovasi terkini sistem pengendalian intern berbasis teknologi.

Yang tidak kalah penting dalam kegiatan ini, para peserta difasilitasi dengan desk consultation berdasarkan satuan kerja untuk dapat membahas dan berdiskusi tentang implementasi manajemen risiko dengan para inspektur BPOM.

Diharapkan dari pertemuan nasional ini dapat meningkatkan kompetensi dan fungsi dari Three Line of Defence, yang pada akhirnya dapat mencapai target organisasi dan meningkatkan sistem pengawasan obat dan makanan yang berkualitas ke seluruh pelosok nusantara. (HM-Hendriq)

 

Biro Hubungan Masyarakat dan Dukungan Strategis Pimpinan

Bagikan:

Klik disini untuk chat via WhatsApp!+
Sarana