Jakarta - Sadar akan pentingnya perkuatan pengawasan, BPOM menyelenggarakan Rapat Koordinasi Pusat dan Balai POM Dalam Manajemen Sampling Obat dan Makanan. Koordinasi manajemen sampling ini dilakukan mengingat BPOM saat ini telah membuka loka di kabupaten dan kota sehingga pembagian sampling obat dan makanan perlu dirumuskan kembali. “Perlunya efisiensi dalam manajemen sampel agar kita dapat menggunakan alokasi sumber daya manusia, sumber daya anggaran, serta peralatan dan supply dengan tepat sasaran.” ujar Kepala BPOM Penny K. Lukito.
Sebagai komitmen pada manajemen sampel ini, peran ahli sangat diperlukan. “Saya berharap ahli dapat berperan mereview keseluruhan desain kerangka sampel yang telah disiapkan. Termasuk hasil diskusi hari ini, diharapkan dapat menjadi kasus yang dapat dianalisis oleh ahli tersebut.” tegas Penny K. Lukito.
Manajemen sampel ini juga dilakukan untuk penguatan pengawasan pre-market dan post-market. Pengujian menjadi sangat penting di sisi pre-market untuk mempercepat obat dan makanan itu dapat dikonsumsi oleh masyarakat. Kepala BPOM juga menegaskan bahwa pre-market juga akan terus dilakukan dengan efisiensi dan simplifikasi tanpa mengorbankan aspek keamanan mutu dan manfaat dari produk yang dievaluasi. Manajemen sampel memperkuat dua tugas dan fungsi ini untuk menghasilkan data yang valid dan memperoleh perspektif dari ahli.
Manajemen sampel ini penting juga terkait dengan penguatan laboratorium di pusat dan daerah. Pembagian sampel ini sebenarnya melatih laboratorium-laboratorium daerah menjadi kuat dan memiliki standar yang semakin baik. Penguatan laboratorium ini menjadi sangat penting di tengah efisiensi strategi yang dilakukan oleh BPOM. “Saya berharap laboratorium di daerah dapat menjadi laboratorium rujukan supaya pengawasan obat dan makanan menjadi cepat dan terdepan.” tutup Penny K. Lukito. (HM-Khairul)