Perkuat Kerja Sama, Badan POM Terima Kunjungan USP

24-01-2020 Kerjasama dan Humas Dilihat 2521 kali Pusat Data dan Informasi Obat dan Makanan

Jakarta - “Badan POM menyambut baik komitmen United States of Pharmacopeia (USP) untuk terus menjadi mitra kerja peningkatan fungsi regulatori Badan POM sebagai Otoritas Regulator Obat Nasional,” demikian disampaikan Kepala Badan POM RI, Penny K. Lukito saat menerima kunjungan Ms. Gersande Chavez (Vice President-Partnership and Growth, USP Headquarter di Jakarta) di kantor Badan POM, Jumat (24/01).

 

Pada kunjungan tersebut, USP menyampaikan dukungannya untuk meningkatkan sistem pengawasan Badan POM melalui program “GFATM Funding Cycle 2020 – 2022” dari lembaga donor internasional Global Fund. Program tersebut akan mencakup berbagai penguatan di berbagai bidang pengawasan Badan POM, diantaranya adalah untuk memperkuat sistem post market surveillance dalam ruang lingkup obat TB, HIV, dan antimalaria tertentu.

 

Tak hanya memperkuat sistem, program ini diharapkan dapat meningkatkan kapasitas teknis Badan POM terkait pengawasan mutu dan keamanan obat TB, HIV dan antimalaria dalam sistem pengadaan obat di Indonesia, sebagai bagian dari pengawasan obat beredar yang dijalankan oleh Badan POM.

 

Selain peluang pendanaan melalui hibah Global Fund, USP juga menawarkan program The Promoting the Quality of Medicines Plus (PQM+) yang merupakan kelanjutan program PQM yang berlangsung sejak tahun 2011, dan telah berjalan dengan baik. Pada program ini, USP merupakan implementing agency yang mengelola dana hibah dari U.S. Agency for International Development (USAID).

 

Kepala Badan POM menyambut baik ketertarikan USP dalam meningkatkan ketersediaan dan akses obat TB, HIV dan antimalaria melalui peningkatan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) di bidang post market surveillance termasuk inspeksi dan pengujian laboratorium serta farmakovigilan dalam merespon on going knowledge di bidang obat.

 

Penny K. Lukito juga sempat menyampaikan harapan bantuan ke depan, diantaranya menyasar pada peningkatan kapasitas SDM melalui short courses atau bahkan pendidikan lanjutan serta pelatihan di bidang pengawasan obat, dan juga expert assistance untuk mengembangkan konsep regionalisasi laboratorium yang saat ini ingin dikembangkan oleh Badan POM.

 

“Penerima bantuan pelatihan diharapkan juga dapat melibatkan generasi muda Badan POM yang berkompeten, baik di pusat dan di daerah,” jelas Penny K. Lukito. Hal ini merupakan salah satu upaya Badan POM dalam melakukan peningkatan kualitas SDM pengawasan obat dan makanan yang memiliki kapasitas untuk mendukung Badan POM mewujudkan SDM Unggul untuk Indonesia maju.

 

Bagikan:

Klik disini untuk chat via WhatsApp!+
Sarana