Sarasehan Jamu Nasional, Upaya Badan POM Perkuat Ekosistem Pengembangan dan Lestarikan Jamu Nusantara

03-12-2021 Kerjasama dan Humas Dilihat 1987 kali Pusat Data dan Informasi Obat dan Makanan

Jakarta - Jamu Nusantara sebagai warisan leluhur bangsa telah dimanfaatkan secara turun-temurun berdasarkan bukti empiris, baik untuk pengobatan maupun untuk memelihara kesehatan. Terbatasnya dokumentasi pengobatan empiris menyebabkan kendala dalam pembuktian jamu secara empiris.  Berbagai penelitian obat bahan alam perlu terus dilakukan dan dikembangkan, termasuk penelusuran jejak empiris jamu nusantara.

Sebagai langkah awal rangkaian napak tilas jejak empiris jamu nusantara dan dalam rangka mendukung pengembangan jamu nusantara, Badan POM menggelar kegiatan Sarasehan Jamu Nasional: Jejak Empiris dengan Dukungan IPTEK Menuju Kemandirian Produk Herbal Nasional secara offline dan online di Yogyakarta, Kamis (02/12). Kegiatan ini termasuk menjadi upaya dalam mendorong percepatan peningkatan daya saing jamu produksi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).

Kepala Badan POM RI, Penny K. Lukito menyebut potensi kekayaan alam Indonesia yang dikembangkan dalam bentuk produk herbal dapat menjadi medical tourisme (wisata pengobatan) atau wellness tourisme (wisata kebugaran). “Pengembangan Produk Herbal berbahan alam Indonesia ke arah medical tourisme atau wellness tourisme dapat mendukung pertumbuhan perekonomian dalam negeri karena dapat mengurangi ketergantungan bahan baku impor dan pemberdayaan petani,” ungkapnya.

Saat ini, penggunaan obat tradisional sebagai alternatif obat modern mengalami kenaikan. Selain karena perubahan ke arah gaya hidup back to nature dengan memilih produk yang lebih alami dan minim efek samping, faktor pandemi COVID-19 juga berperan dalam peningkatan konsumsi obat tradisional untuk meningkatkan daya tahan tubuh.

Badan POM mencatat salama tahun 2020, pengajuan registrasi Obat Tradisional mengalami kenaikan sebesar 25,24% (9.125 berkas Obat Tradisional), jika dibandingkan dengan tahun 2019 (7.286 berkas Obat Tradisional). Pada periode Januari–Juli 2020, nilai ekspor produk biofarmaka ke kawasan Timur Tengah justru meningkat sebesar 511,41%, ke Amerika Serikat naik 8,36%, dan ke Eropa 5,26%. Pada 2019, Indonesia juga menempati urutan ke-18 negara pengekspor biofarmaka ke dunia dengan pangsa pasar sebesar 0,62%.

Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta dalam sambutannya yang disampaikan oleh Sekretaris Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta, Raden Kadarmanta Baskara Aji menjelaskan, pada masa penjajahan banyak warga Belanda gemar meminum jamu, menggunakan jamu untuk pengobatan, bahkan melakukan penelitan terhadap khasiat jamu.

“Hal tersebut menunjukkan bahwa jamu menjadi cerminan budaya Bangsa Indonesia dan warisan yang bernilai tinggi, sehingga perlu dijaga dan dilestarikan. Di samping itu, jamu juga merupakan salah satu bentuk transformasi nilai tambah rempah yang dapat meningkatan derajat kesehatan penggunanya, serta berpotensi mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat,” jelasnya.

Terselenggaranya kegiatan ini dapat menjadi media penghubung dalam menciptakan kesamaan persepsi antara para pemangku kepentingan dalam pengembangan Herbal Nasional. “Adanya dialog bersama pemangku kepentingan dalam sarasehan ini diharapkan akan menciptakan persamaan persepsi antara pemangku kepentingan dalam penguatan ekosistem pengembangan produk Herbal Nasional berbasiskan Jamu Nusantara sebagai kearifan lokal dari berbagai wilayah di Indonesia dan upaya  melestarikan Jamu Nusantara sebagai warisan budaya bangsa yang diproduksi UMKM obat ttradisional,  tutup Kepala Badan POM.

Serangkaian dengan kegiatan tersebut, turut dilakukan penyerahan Nomor Izin Edar (NIE) dan Sertifikat Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik (CPOTB), Cara Pembuatan Kosmetik yang Baik (CPKB), Cara Pembuatan Pangan Olahan yang Baik (CPPOB) dari Kepala Badan POM kepada perwakilan pelaku usaha. Juga dilakukan penyerahan bantuan alat untuk pelaku usaha jamu gendong dari Orang Tua Angkat kepada pelaku usaha dan stikerisasi jamu gendong yang disaksikan langsung oleh Kepala Badan POM.

Bersamaan dalam kesempatan tersebut, disampaikan pengumuman pemenang Lomba Kampanye Obat Tradisional, Suplemen Kesehatan, dan Kosmetik aman Nasional tahun 2021, yang telah dilaksanakan pada bulan September-November lalu. Untuk pelaksanaan lomba kampanye tersebut, Badan POM menerima Penghargaan Rekor Museum Rekor Dunia-Indonesia (MURI) dengan kategori Lomba Tiktok tentang Kampanye Obat Tradisional, Suplemen Kesehatan, dan Kosmetik dengan Peserta Terbanyak, yaitu 4.297 orang dari 1.578 Instansi dengan jumlah video yang diterima mencapai 2.533 video. (HM-Bayu)

Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat

Bagikan:

Klik disini untuk chat via WhatsApp!+
Sarana