Bepergian untuk berlibur ataupun menjalankan tugas seperti sekolah, dinas, urusan bisnis bahkan pergi haji ke Tanah Suci dapat menjadi perjalanan yang menyenangkan tetapi dapat menjadi perjalanan yang membahayakan jika tidak disertai dengan tubuh yang sehat. Untuk itu kita perlu mencari tahu apa saja yang harus dipersiapkan sebelum berangkat bepergian.
Persiapan Sebelum Berangkat
Sebelum melakukan perjalanan hendaknya periksakan kesehatan diri ke dokter, dan mintalah surat keterangan dokter secara tertulis untuk berjaga-jaga kalau pihak transportasi atau petugas lain mempertanyakan kemampuan bepergian. Idealnya ke dokter 4-6 pekan sebelum keberangkatan agar dokter dapat merencanakan imunisasi apa saja yang dibutuhkan.
Jika memiliki penyakit menahun seperti hipertensi, diabetes, asma atau penyakit kronis lainnya maka jangan lupa untuk membawa obat-obatan dalam tas tenteng agar mudah untuk diambil. Dan jika dibutuhkan maka mintalah dokter untuk menuliskan resep dengan nama generik obat tersebut agar dapat dibeli ditempat tujuan.
Jika membawa obat-obatan maka pastikan bahwa semua obat dibungkus dalam kemasan dan label aslinya, karena dibeberapa negara ada yang melarang obat-obatan yang tidak berlabel. Jangan sampai mengalami kesulitan karena hal tersebut. Beritahukan kondisi kesehatan kepada petugas dibagian keamanan bandara jika mempunyai riwayat masalah jantung atau menggunakan alat pacu jantung.
Diskusikan dengan dokter tentang imunisasi yang perlu dilakukan. Jika bepergian ke Afrika Tengah dan negara-negara Amerika Latin maka perlu mendapatkan imunisasi untuk demam kuning.
Salah satu risiko untuk tertular penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri atau virus ditentukan oleh rencana perjalanan dan lama tinggal. Mereka yang berencana tinggal selama beberapa bulan atau beberapa tahun mempunyai risiko yang lebih tinggi untuk terserang infeksi dibandingkan mereka yang hanya tinggal seminggu atau dua minggu. Sebelum bepergian, ketahui baik-baik penyakit yang biasa muncul di negara tujuan pada waktu atau musim dimana akan dikunjungi. Beberapa negara tertentu mempunyai insiden tinggi munculnya penyakit infeksi serius yang membuat vaksinasi menjadi penting.
Selain memastikan bahwa telah mendapatkan rangkaian vaksin dasar (campak, gondongan, rubela, difteri, tetanus, polio) juga perlu mempertimbangkan vaksin-vaksin tambahan ini kalau akan pergi keluar negeri :
- Tetanus dan difteri : satu dosis booster tetanus-difteri bagi orang dewasa disarankan untuk setiap 10 tahun.
- Polio : kecuali bila pernah mendapatkan booster polio setelah dewasa, mungkin diperlukan satu dosis tunggal tambahan kalau melakukan perjalanan ke Afrika, Asia, Timur Tengah, India dan negara-negara tetangganya serta di kebanyakan bekas negara bagian Uni Sovyet.
- Campak : memperoleh booster campak sebelum pergi keluar negeri mungkin perlu dipikirkan.
- Demam kuning : disarankan kalau bepergian ke daerah-daerah tertentu di Afrika dan Amerika Selatan.
- Vaksin Hepatitis B : pertimbangkan kalau akan tinggal 6 bulan atau lebih di wilayah dengan tingkat Hepatitis B yang tinggi (Asia Tenggara, Afrika, Timur Tengah, pulau-pulau di Pasifik Selatan dan Barat serta daerah Amazon di Amerika Selatan).
- Vaksin Hepatitis A (imuno-globulin) : disarankan bagi yang akan bepergian ke semua wilayah kecuali Jepang, Australia, Selandia Baru, Eropa Utara dan eropa Barat serta Amerika Utara (kecuali Meksiko)
- Tifoid : disarankan kalau akan tinggal selama 6 pekan atau lebih di wilayah-wilayah di mana ada peringatan untuk berhati-hati terhadap makanan dan air misalnya di banyak negara berkembang.
- Vaksin meningokokal : disarankan kalau akan bepergian ke wilayah pinggiran Sahara Afrika atau pergi haji ke Tanah Suci.
Malaria adalah penyakit infeksi yang berjangkit di negara tropis dan subtropis. Misal: Afrika, Asia, Amerika Selatan, Meksiko atau Amerika Tengah. Dibeberapa daerah di Indonesia seperti NTT dan Papua adalah merupakan wilayah endemi malaria.
Sampai saat ini belum ada vaksin yang efektif terhadap malaria. Sebagian besar obat yang digunakan untuk menyembuhkan malaria sebenarnya juga dapat digunakan untuk mencegah terserang malaria. Untuk tindakan pencegahan, biasanya diminta untuk meminum obat antimalaria satu atau 2 minggu sebelum berangkat, minum obat selama tinggal di tempat yang beresiko tinggi terserang malaria dan terus minum obat selama 4 minggu setelah kembali ke rumah. Pemilihan obat tergantung pada negara mana yang akan dikunjungi, karena plasmodium di daerah/negara tertentu mungkin sudah kebal atau resisten terhadap obat antimalaria tertentu.
Selain minum obat, juga dianjurkan untuk mengoleskan lotion atau krim penolak nyamuk yang mengandung DEET (diethylmethyltoluamide) dengan kadar 25-35% yang merupakan salah satu jenis yang paling efektif dan aman, baik untuk orang dewasa maupun anak-anak, tapi pada anak-anak usia kurang dari 8 tahun gunakan yang memiliki kadar 10%. Oleskan penolak nyamuk hanya pada kulit yang akan terpapar oleh gigitan nyamuk dan bersihkan kembali sesegera mungkin setelah tidak ada ancaman. Juga dapat menggunakan kelambu untuk melindungi dari gigitan nyamuk yaitu dengan menggunakan tempat tidur berkelambu.
Dalam perjalanan
Selain paling cepat, bepergian dengan pesawat udara juga merupakan salah satu yang paling aman. Namun, di ketinggian ribuan kaki di udara, bergerak dengan kecepatan ratusan mil per jam membuat tubuh menghadapi keadaan-keadaan khusus, seperti :
- Dehidrasi : Kabin bertekanan di sebuah pesawat udara mempunyai kelembaban yang rendah hanya 5-10%. Ini dapat menyebabkan dehidrasi. Untuk mencegah dehidrasi, minumlah cairan seperti air selama dalam penerbangan. Batasilah meminum kopi apalagi minuman yang mengandung alkohol.
- Penggumpalan Darah : duduk selama penerbangan yang panjang menyebabkan cairan mengumpul pada jaringan-jaringan lunak pada kedua kaki Anda. Ini meningkatkan risiko penggumpalan darah (tromboflebitis). Untuk memperbaiki peredaran darah kembali ke jantung Anda maka lakukanlah peregangan secara berkala setelah tanda “Kenakan sabuk pengaman Anda” padam.
- Sakit Telinga : disebut dengan istilah barotrauma, merupakan gejala yang timbul akibat adanya perubahan tekanan. Untuk mengatasinya maka hiruplah nafas dalam-dalam, dan tahan selama 2 detik. Menguap, mengunyah permen karet, dan menelan dapat juga menolong selama pesawat naik atau turun
- Jet lag : Adalah kelelahan atau gangguan lain akibat terbang lama apalagi kalau ada perbedaan waktu yang besar antara tempat berangkat dan tempat tujuan. Dapat diatasinya dengan memulai menyetel jam tubuh beberapa hari sebelum keberangkatan dengan memilih pola tidur dan bangun sesuai dengan siklus siang-malam di tempat tujuan. Minum banyak cairan selama penerbangan untuk menghindari dehidrasi dan hindari minuman yang mengandung kafein yang dapat mengganggu tidur.
Traveler’s Diarrhea
Merupakan gangguan pencernaan yang sering dialami oleh mereka yang sering bepergian. Gejala yang timbul adalah sering buang air besar encer, kram perut bahkan disertai dengan mual, muntah, demam dan kembung.
Untuk mengurangi risiko terkena gejala ini maka sebaiknya :
- Makan makanan yang dimasak matang dan disajikan panas-panas
- Minum air atau pun soda yang disajikan dalam wadah aslinya. Minum dari air yang mendidih seperti kopi, dan teh biasanya juga aman.
- Gunakan air kemasan sekalipun cuma untuk menggosok gigi.