Tingkatkan Kompetensi Pengawasan Pangan Melalui Forum Food Inspector

26-08-2019 Kerjasama dan Humas Dilihat 2397 kali Pusat Data dan Informasi Obat dan Makanan

Jakarta - Era 4.0 menyebabkan terjadinya pergeseran tuntutan konsumen ke arah “serba cepat dan mudah”, dan juga mendorong terjadinya revolusi industri atau teknologi produksi ke arah otomatisasi untuk meningkatkan efisiensi dan akurasi produksi. Hal ini tentu menjadi tantangan baru bagi pengawas pangan.

Sebagaimana kita ketahui bahwa Indonesia telah menetapkan industri pangan sebagai sektor manufaktur percontohan untuk implementasi industri 4.0. Perubahan tersebut akan terlihat baik di lini produksi, distribusi, maupun ketika penyajian kepada konsumen. Oleh karena itu, sangat diperlukan perkuatan lembaga dan Sumber Daya Manusia (SDM) Badan POM sehingga mampu mendeteksi dan mengantisipasi perubahan yang terjadi dalam pengawasan pangan olahan. Untuk menyambut tantangan tersebut, Badan POM menyelenggarakan acara bertajuk Forum Food Inspector Tahun 2019 (26/08).

Bertempat di Hotel Sari Pasifik dan dihadiri oleh 100 peserta, acara diawali dengan pemaparan materi oleh Deputi III Bidang Pengawasan Pangan Olahan Badan POM, Reri Indriani. Reri Indriani menyampaikan Forum Food Inspector ini bertujuan meningkatkan kompetensi yang secara berkala akan membentuk inspektur pangan yang handal.

“Penajaman kompetensi petugas dilakukan melalui sharing knowledge baik terkait isu keamanan, teknologi, maupun modus operandi pelanggaran. Di samping itu, kemampuan adaptif terhadap teknologi informasi juga wajib dibangun pada diri setiap inspektur pangan,” ujar Deputi III.

Dalam pemaparannya, Deputi III menegaskan pentingnya perkuatan Badan POM dalam hal kapasitas kelembagaan untuk pengawasan dan penindakan hukum. Hal ini telah menjadi concern dari supra sistem yang ada, dikarenakan kejahatan di bidang obat dan makanan merupakan kejahatan kemanusiaan. “Keamanan dan mutu pangan berperan sangat penting dalam pembangunan suatu bangsa mencakup kesehatan masyarakat, kualitas SDM, dan daya saing bangsa,” ungkapnya.

Selanjutnya Reri Indriani menghimbau agar inspektur pangan harus sensitif terhadap isu terkini pangan. “Di masa sekarang ini, isu terkait pangan banyak dikombinasikan dengan berbagai isu lainnya, baik ekonomi, lingkungan, dan lain sebagainya. Saat ini sedang hangat dibicarakan pencantuman klaim Palm Oil Free pada label pangan olahan. Ini merupakan kampanye yang dikaitkan dengan lingkungan dan kesehatan. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa di belakang isu tersebut sangat mungkin terdapat motif ekonomi.” ujar Reri Indriani.

Diharapkan dengan adanya acara ini para inspektur pangan dapat meningkatkan kompetensi dalam melaksanakan pengawasan pangan olahan serta wajib mengetahui peta permasalahan di wilayah kerjanya, termasuk profil pelanggaran untuk dapat melaksanakan pengawasan yang cerdas dan efektif. (HM – Chandra)

Biro Hubungan Masyarakat dan Dukungan Strategis Pimpinan

Bagikan:

Klik disini untuk chat via WhatsApp!+
Sarana